Monday, January 28, 2013

FORAMINIFERA BESAR

Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Bentos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan bentos.

Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar (Allard and Moreau, 1987); APHA, 1992). Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan (Lind, 1985).

Pengertian
Istilah foram besar diberikan untuk golongan foram bentos yang memiliki ukuran relatif besar, jumlah kamar relatif banyak, dan struktur dalam kompleks. Umumnya foram besar banyak dijumpai pada batuan karbonat khususnya batugamping terumbu dan biasanya berasosiasi dengan alga yang menghasilkan CaCO3 untuk tes foram itu sendiri.

Di Indonesia foraminifera bentos besar sangat banyak ditemukan dan bisa digunakan untuk menentukan umur relatif batuan sedimen dengan menggunakan zonasi foraminifera bentos besar berdasarkan Adams (1970).



 Perkembangan Foram Besar di Indonesia
Foraminifera bentos besar mulai aktif dipelajari di Indonesia sejak tahun 1925. Pioner-pionernya antara lain :
  • Van der Vlerk & Umbgrove
  • Rutten 
  • Hohler
  • Tan Sin Hok
  • Adam
  • Hanzawa & Abe
Dalam perkembangannya di Indonesia banyak dikembangkan oleh Vlerk & Umbgrove (1972) yaitu mengklasifikasi umur foram berdasar klasifikasi huruf. Klasifikasi ini sangat populer karena menggunakan huruf-huruf (Ta-Tb), klasifikasinya sangat terbuka, cukup didasarkan pada genus-genus foraminifera besar saja. Selain itu juga ada klasifikasi huruf oleh Adam (1970,1984).

Klasifikasi Foraminifera Besar
Ordo foraminifera ini memiliki bentuk yang lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. Sebagian besar hidup didasar laut degan kaki semu dan tipe Letuculose, juga ada yang hidup di air tawar, seperti family Allogromidae. Memiliki satu kamar atau lebih yang dipisahkan oleh sekat atau septa yang disebut suture . aperture terletak pada permukaan septum kamar terakhir. Hiasan pada permukaan test ikut menentukan perbedaan tiap–tiap jenis. Foraminifera besar bentonik baik digunakan untuk penentu umur. Pengamatan dilakukan degan mengunakan sayatan tipis vertikal, horizontal, atau, miring di bawah miroskop. Pemberian sitematik foraminifera bentonik besar yang umum ( A. Chusman, 1927):

Famili Discocyclidae
a.   Genus Aktinocyclina : kenampakan luar bulat, tidak berbentuk bintang, di jumpai rusak – rusak yang memancar.
b. Genus Asterocyclina : kenampakan luar seperti bintang polygonal, dijumpai rusak – rusak radier.
c.   Genus Discocyclina : kenampakam luar merupakan lensa, kadang bengkok menyerupai lensa, kadang bengkok menyerupai pelana, kelilingnya bulat degan/ tanpa tonggak – tonggak.

Famili Camerinidae
a.    Genus Asslina : kenampakan luar pipih (lentukuler) discoidal, test besar ukuran 2 – 50 mm, di jumpai tonggak – tonggak.
b.    Genus Cycloclypeus : kenampakan luar seperti lensa dan kamar sekunder yang siku – siku terlihat dari luar.
c.    Genus Nummulites : kenampakan luar seperti lensa, terputar secara planispiral, hanya putaran terluar yang terlihat, pada umumnya licin.

Famili Alveolinelliadae
a.    Genus Alveolina : kenampakan luar berbentuk telur/slllips (fusiform), panjang kurang lebih 1 cm.
b.    Genus Alveolinella : bentuk sama degan Alveolina panjang sumbunya 0,5 – 1,5 cm serta ada suatu kanal (pre septa). Celah – celahnya tersusun menjadi 3 baris dan tersusun bergantian, tetapi sambung menyambung.

Famili Miogpsinidae
a.      Genus Miogypsian : kenampakan luar terbentuk segitiga, lonjong hingga bulat, kadang seperti bintang/pligonal, permukaan papilliate, sering di jumpai tongkak.
b.      Genus Miogypsinoides ; kenampakan luar terbentuk segitiga, lonjong dan kulit luarnya datar.

Famili Calcarinidae
a.    Genus Biplanispira : kenampakan luar pipih hingga seperti lensa, discoidal, hampir bilateral simetri dengan/tanpa tonggak.
b.   Genus Pellatispira : kenampakan luar seperti lensa (lentikuler) dan bulat sering dijumpai tonggak.

Famili Orbitoididae
a.  Genus Lepidocyclina : kenampakan seperti lensa (lentiluler) pipih cembung, discoidal, permukaan test papilate, halus reticulate, pinggirnya bisa bulat, kadang seperti batang atau polygonal.

Kegunaan Foraminifera Besar
Kegunaan foraminifera bentos besar dalam geologi sangat banyak, antara lain seperti :
  • Menentukan umur relatif batuan sedimen menggunakan biozonasi foraminifera bentos besar.
  • Menentukan lingkungan pengendapan batuan sedimen.

Kesimpulan
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Dalam perkembangannya di Indonesia banyak dikembangkan oleh Vlerk & Umbgrove (1972) yaitu mengklasifikasi umur foram berdasar klasifikasi huruf. Kegunaan foram bentos besar dalam dunia geologi yaitu untuk menentukan umur relatif batuan sedimen dengan menggunakan bozonasi foram besar, menentukan lingkungan pengendapan.
      
Sumber


1 comment: