Sunday, October 28, 2018

MENGENAL FORMASI BULU

Pengertian Formasi

Formasi adalah satuan keseragaman atau ciri-ciri litologi yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih. Formasi dapat tersingkap dipermukaan, berkelanjutan ke bawah permukaan atau seluruhnya di bawah permukaan. Formasi haruslah mempunyai nilai startigrafi yang memiliki daerah cukup luas dan lazimnya dapat dipetakan pada skala 1 : 25.000 (IAGI, 1996)


Formasi Bulu



Formasi Bulu adalah salah satu formasi yang terdapat pada Cekungan Jawa Timur Utara, Subzona Rembang menurut Pringgoprawiro (1983). Tersusun oleh batugamping berlapis baik yang kaya akan foraminifera besar dan batugamping pasiran fossiliferous (Sharaf, et.al.,2005). Pada batugampingnya dijumpai banyak foraminifera yang berukuran sangat besar dari spesies Cycloclypeus (Katacycloclypeus) annulatus, Lepidocyclina (N.) ngampelensis, Orbulina sp. dan Orbulina suturalis menurut Sharaf, et.al., (2005). Pringgoprawiro (1983) menggunakan nama Formasi Bulu sebagai nama resmi, dengan memasang lokasi tipe di Sungai Besek, dekat desa Bulu, Kabupaten Rembang.




Pada peta geologi lembar Rembang skala 1:100.000 (Kadar and Sudijono (1993), formasi ini melampar luas terutama di wilayah antiklonorium Rembang Utara. Formasi ini memiliki ketebalan berbeda-beda di setiap daerah tempat dia tersingkap, secara umum dari wilayah Madura dan Rembang memiliki ketebalan ± 200 meter sedangkan di Jatirogo ± 50 meter (Wilson, 2002). Kondisi litologi dan kandungan fosilnya menunjukkan bahwa Formasi Bulu diendapkan pada lingkungan pengendapan shelf margin/slope (Wilson, 2002) pada kala Miosen Tengah – Awal Miosen Akhir (N13–N15) berdasarkan kehadiran Cycloclypeus annulatus (Ardhana, et.al.,1993; Lunt, et.al.,2000, dalam Sharaf, et.al.,2005). Penelitian lain melaporkan Formasi Bulu diendapkan pada inner shelf beradasarkan kehadiran fosil bentonik Elphidium gunteri (Syawal, dkk.,2012).



Sumber :

Blow, W.H., 1969, Late Middle Eocene to Recent Planktonik Foraminifera Biostratigrafi Cont, Planktonic Microfosil, Geneva, 1967, Pro. Leiden, E.j.Bull, v.1.

IAGI, 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia, Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia, IAGI, Bandung, 1-34
Kadar dan Sudijono, 1993, Peta Geologi Indonesia lembar Rembang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Skala 1 : 100.000, Bandung, Indonesia

Pringgoprawiro, H., 1983, Biostratigrafi dan paleogeografi Cekungan Jawa Timur Utara, suatu pendekatan baru. Disertasi Doktor, ITB, Bandung

Sharaf, E.F., BouDagher-Fadel, M.K., Simo, J.A., and Carroll, A.R.. 2005, Biostratigraphy and strontium isotope dating of Oligocene-Miocene strata, East Java, Indonesia, Stratigraphy vol.2 no.3

Syawal, R., Maliki, J., Chrishartyanto, G.A., dan Guzman, D., 2012, Karakteristik Endapan Batugamping Formasi Bulu Pada Daerah Sukolilo dan Tambakromo, Pati, Jawa Tengah, Prosiding IAGI 2012-SS-41, Yogyakarta

Wilson, M.E.J., 2002, Cenozoic carbonates in Southeast Asia: implications for equatorial carbonate development, Elsevier, Sedimentary Geology 147, UK

No comments:

Post a Comment