Pengertian
Formasi
Formasi adalah satuan keseragaman atau ciri-ciri
litologi yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, perulangan dari
dua jenis batuan atau lebih. Formasi dapat tersingkap dipermukaan,
berkelanjutan ke bawah permukaan atau seluruhnya di bawah permukaan. Formasi
haruslah mempunyai nilai startigrafi yang memiliki daerah cukup luas dan
lazimnya dapat dipetakan pada skala 1 : 25.000 (IAGI, 1996)
Formasi
Bulu
Formasi Bulu adalah salah satu formasi yang
terdapat pada Cekungan Jawa Timur Utara, Subzona Rembang menurut Pringgoprawiro
(1983). Tersusun oleh batugamping berlapis baik yang
kaya akan foraminifera besar dan batugamping pasiran fossiliferous (Sharaf, et.al.,2005). Pada batugampingnya dijumpai banyak
foraminifera yang berukuran sangat besar dari spesies Cycloclypeus (Katacycloclypeus)
annulatus, Lepidocyclina (N.) ngampelensis, Orbulina sp. dan Orbulina suturalis menurut Sharaf, et.al.,
(2005). Pringgoprawiro (1983) menggunakan nama Formasi Bulu sebagai nama resmi,
dengan memasang lokasi tipe di Sungai Besek, dekat desa Bulu, Kabupaten
Rembang.
Pada peta geologi lembar
Rembang skala 1:100.000 (Kadar and
Sudijono (1993), formasi ini melampar luas terutama di wilayah antiklonorium
Rembang Utara. Formasi ini memiliki ketebalan berbeda-beda di setiap daerah
tempat dia tersingkap, secara umum dari wilayah Madura dan Rembang memiliki
ketebalan ± 200 meter sedangkan di Jatirogo ± 50 meter (Wilson, 2002). Kondisi
litologi dan kandungan fosilnya menunjukkan bahwa Formasi Bulu diendapkan pada
lingkungan pengendapan shelf margin/slope
(Wilson, 2002) pada kala Miosen Tengah – Awal Miosen Akhir (N13–N15)
berdasarkan kehadiran Cycloclypeus annulatus (Ardhana, et.al.,1993; Lunt, et.al.,2000,
dalam Sharaf, et.al.,2005). Penelitian lain melaporkan Formasi Bulu diendapkan pada inner
shelf beradasarkan kehadiran fosil bentonik Elphidium gunteri (Syawal, dkk.,2012).
Sumber :
Blow, W.H., 1969, Late Middle Eocene to Recent Planktonik Foraminifera
Biostratigrafi Cont, Planktonic Microfosil, Geneva, 1967, Pro. Leiden,
E.j.Bull, v.1.
IAGI,
1996,
Sandi Stratigrafi Indonesia, Komisi
Sandi Stratigrafi Indonesia, IAGI, Bandung, 1-34
Kadar
dan Sudijono, 1993, Peta Geologi Indonesia lembar Rembang, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Skala 1 : 100.000, Bandung, Indonesia
Pringgoprawiro, H., 1983, Biostratigrafi dan
paleogeografi Cekungan Jawa Timur Utara, suatu pendekatan baru. Disertasi
Doktor, ITB, Bandung
Sharaf, E.F., BouDagher-Fadel, M.K., Simo, J.A., and
Carroll, A.R.. 2005, Biostratigraphy and strontium isotope dating of Oligocene-Miocene
strata, East Java, Indonesia, Stratigraphy vol.2 no.3
Syawal, R., Maliki, J., Chrishartyanto, G.A., dan Guzman, D., 2012, Karakteristik Endapan Batugamping
Formasi Bulu Pada Daerah Sukolilo dan Tambakromo, Pati, Jawa Tengah, Prosiding IAGI 2012-SS-41, Yogyakarta
Wilson, M.E.J., 2002, Cenozoic carbonates in Southeast Asia: implications for equatorial
carbonate development, Elsevier, Sedimentary Geology 147, UK
No comments:
Post a Comment